Sabtu, 14 Januari 2012

e-commerce

E-COMMERCE


BAB I
PENDAHULUAN

                        Dengan percepatan teknologi dewasa ini membuat segala sesuatunya dapat berjalan dengan mudah dan efisien, peranan manusia semakin dibantu dan
dipermudah, hal tersebut sangat berdampak sekali dengan semakin mudahnya
orang dalam melaksanakan tugasnya Teknologi informasi (Internet) yang ada
sekarang ini dapat dimanfaatkan oleh banyak kalangan, mulai dari
pelajar/mahasiswa sampai kepada tingkat perusahaan, bahkan para politisi serta
pemerintah telah menggunakan teknologi informasi tersebut. Intemet dewasa ini
sangatlah bermanfaat dan besar pengaruhnya terhadap kehidupan berinteraksi
antar sesama manusia, kita dapat melakukan interaksi kepada semua orang
diseluruh muka bumi ini tanpa harus melakukan perjalanan yang jauh dan
mengeluarkan banyak biaya perjalanan, hal inilah yang dapat membuat manusia
semakin dimudahkan dalam berinteraksi dengan menggunakan teknologi tersebut.
Teknologi ini semakin banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan
yang ingin agar usahanya untuk dapat dikenal diseluruh dunia, tanpa harus
melakukan ekspansi ke negara lain, dan yang pasti investasi yang dibutuhkan
untuk ekspansi itu sendiri juga sangatlah mahal, maka dari itu perusahaan cukup
dengan melakukan promosi lewat intemet maka perusahaan tersebut dapat
langsung dikenal luas. Penggunaan transaksi pembayaran yang dilakukan dapat
juga melalui Internet, yang kemudian konsep ini dikenal dengan E-Commerce,
yaitu melakukan transaksi perdagangan secara online. Dengan E-Commerce maka
rumitnya birokrasi administrasi dan pembayaran dapat dihapus. Konsep E-Commerce
itu sendiri menjadikan kegiatan bertransaksi dapat berjalan dengan
mudah dan cepat, serta yang terpenting adalah menumbuhkan kepercayaan
pembeli untuk dapat melakukan transaksi tersebut dengan jaminan keamanan
jaringan Intemet yang betul-betul aman, disamping masalah desain web serta
produk yang ditawarkan termasuk profil perusahaan, sehingga konsumen dapat
tertarik untuk masuk ke website perusahaan dan selanjutnya melakukan transaksi
online.


BAB II
ISI
            E-Commerce ( Electronic Commerce) merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan get and deliver . Commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) . Perkembangan teknologi (tele)komunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E commerce merupakan extensiondari commerce dengan mengeksploitasi media elektronik. Meskipun penggunaan media elektronik ini belum dimengerti, akan tetapi desakan bisnis menyebabkan para pelaku bisnis mau tidak mau harus menggunakan media elektronik ini.  Pendapat yang sangat berlebihan tentang bisnis ‘dotcom’ atau bisnis on-line seolah-olah mampu menggantikan bisnis tradisionalnya (off-line). Kita dapat melakukan order dengen cepat diinternet – dalam orde menit – tetapi proses pengiriman barang justru memakan waktu dan koordinasi yang lebih rumit, bisa memakan waktu mingguan.
Menurut Softbank;s Rieschel, Internet hanya menyelesaikan 10% dari proses transaksi, sementara 90 % lainnya adalah biaya untuk persiapan infrastruktur back-end, termasuk logistic. Reintiventing dunia bisnis bukan berarti menggantikan system yang ada, tapi justru komplemen dan ekstensi dari system infratruktur perdagangan dan produksi yang ada sebelumnya.  Dalam mengimplementasikan e-commerce tersedia suatu integrasi rantai nilai dari infrastrukturnya, yang terdiri dari tiga lapis. Pertama, Insfrastruktur system distribusi (flow of good). Kedua, Insfrastruktur pembayaran (flow of money) dan Ketiga, Infrastruktur system informasi (flow of information). Dalam hal kesiapan infrastruktur e-commerce, kami percaya bahwa logistics follow trade, bahwa semua transaksi akan diikuti oleh perpindahan barang dari sisi penjual kepada pembeli. Agar dapat terintegrasinya system rantai suplai dari supplier, ke pabrik, ke gudang, distribusi, jasa transportasi, hingga ke customer maka diperlukan integrasi enterprise system untuk menciptakan supply chain visibility. Ada tiga factor yang patur dicermati oleh kita jika ingin membangun toko e-commerce yaitu : Variability, Visibility, dan Velocity (Majalah Teknologi, 2001). 
Yang menjadi pertayaan bahwa bagaimana kita melakukan penyelidikan sebelum memutuskan untuk terjun ke market on-line ini, ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan diantaranya :
Process conducting dalam penyelidikan
1) mendefinisikan targer pasar.
2) menidentifikasikan kelompok untuk dijadikan pembelajaran.
3) indentity topk untuk discusi. 
Dalam tahap penunjungnya maka dapat diselidiki
1) identity letak demografi website di tempat tertentu.
2) memutuskan focus editorialnya
3) memutuskan isi dari contentnya.
4) memutuskan pelayanan yang dibuat untuk berbagai type pengunjung.



2.1 Jenis-jenis e-commerce
Tidak mudah mengimplementasikan eCommerce dikarenakan banyaknya faktor yang terkait dan teknologi yang harus dikuasai.  Jenis eCommerce dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C, retail). Kedua jenis eCommerce ini memiliki karakteristikyang berbeda.
a.       Business to Business
Business to Business eCommerce memiliki karakteristik Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan (relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).  Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus menunggu parternya. Model yang umum digunakan adalah peer-topeer, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

b.      Business to Costumer
Business to Consumer eCommerce Memiliki karakteristik sebagai berikut: Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
 Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.
 Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server.
Perkembangan Business to Business lebih pesat daripada Business to Consumer. Itulah sebabnya banyak orang mulai bergerak di bidang Business-to-business. Meskipun demikian, Business-to-Consumer masih memiliki pasar yang besar yang tidak dapat dibiarkan begitu saja. Tingginya PC penetration (teledensity) menunjukkan indikasi bahwa banyak orang yang berminat untuk melakukan transaksi bisnis dari rumah. Negara yang memiliki indikator PC peneaion yang tinggi mungkin dapat dianggap sebagai Negara yang lebih siap untuk melakukan e-commerce.
Business to Business eCommerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange (EDI). Sayangnya banyak standar EDI yang digunakan sehingga menyulitkan interkomunikasi antar pelaku bisnis. Standar yang ada saat ini antara lain: EDIFACT, ANSI X.12, SPEC 2000, CARGO-IMP, TRADACOMS, IEF, GENCOD, EANCOM, ODETTE, CII. Selain standar yang disebutkan di atas, masih ada formatformat lain yang sifatnya proprietary. Jika anda memiliki beberapa partner bisnis yang sudah menggunakan standar yang berbeda, maka anda harus memiliki sistem untuk melakukan konversi dari satu format ke format lain. Saat ini sudah tersedia produk yang dapat melakukan konversi seperti ini. 
Pendekatan lain yang sekarang cukup populer dalam standarisasi pengiriman data adalah dengan menggunakan Extensible Markup Language (XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). XML menyimpan struktur dan jenis elemen data di dalam dokumennya dalam bentuk tags seperti HTML tags sehingga sangat efektif digunakan untuk sistem yang berbeda. Kelompok yang mengambil jalan ini antara lain adalah XML/EDI group(www.xmledi.net).
Pada mulanya EDI menggunakan jaringan tersendiri yang sering disebut VAN (ValueAdded Network). Populernya jaringan komputer Internet memacu inisiatif EDI melalui jaringan Internet, atau dikenal dengan nama EDI overInternet. Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business eCommerce adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise Resource Planning (ERP). Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi informasi pada perusahaan dan pada manufakturing. Sebagai contoh, perusahaan Cisco maju pesat dikarenakan menggunakan teknologi informasi sehingga dapat menjalankan just-in-time manufacturing untuk produksi produknya. 
Business to Consumer eCommerce memiliki permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacam-macam pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan “electronic shopping mall” atau menggunakan konsep “portal”.  Electronic shopping mall menggunakan web sites untuk menjajakan produk dan servis. Para penjual produk dan servis membuat sebuah storefront yang menyediakan catalog produk dan servis yang diberikannya. Calon pembeli dapat melihat-lihat produk dan servis yang tersedia seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan window shopping. Bedanya, (calon) pembeli dapat melakukan shopping ini kapan saja dan darimana saja dia berada tanpa dibatasi oleh jam buka toko. Konsep portal agak sedikit berbeda dengan electronic shopping mall, dimana pengelola portal menyediakan semua servis di portalnya (yang biasanya berbasis web). Sebagai contoh, portal menyediakan eMail gratis yang berbasis Web bagi para pelanggannya sehingga diharapkan sang pelanggan selalu kembali ke portal tersebut. 
2.2 Perspektif dan Perkembangan E-Commerce
Istilah e-business berkaitan erat dengan e-commerce. Bagi sebagian kalangan, istilah e-commerce diartikan secara sempit sebagai transaksi jual beli produk, jasa dan informasi antar mitra bisnis lewat jaringan komputer, termasuk internet. Sedangkan e-business mengacu pada lingkup yang lebih luas dan mencakup pula layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, dan transaksi elektronik internal dalam sebuah organisasi. Meskipun demikian, istilah e-commerce sebenarnya dapat didefinisikan berdasar 5 perspektif (Phan, 1998; ) :
(1) on-linepurchasing perspective
(2) digital communications perspective
(3) service perspective
(4) business process perspective, dan
(5) market-of-one perspective.
Dengan demikian, pada hakikatnya dalam lingkup yang luas e-commerce bisa dikatakan ekuivalen atau sama dengan e-business(Turban, et al, 2000). 
·         PERSPEKTIF DEFINISI E-COMMERCE FOKUS 
1. On-line Purchasing Perspective Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan produk dan informasi melalui internet Transaksi online 
2. Digital Communication Perspective Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital produk, jasa dan pembayaran online Komunikasi secara elektronis. 
3. Service Perspective Sistem yang memungkinkan upaya menekan biaya, menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa. Efisiensi dan layanan pelanggan 
4. Business Process Perspective Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis dan aliran kerja Otomatisasi proses bisnis 
5. Market-of-one Perspective Sistem yang memungkinkan proses “Customization” produk dan jasa untuk diadaptasikan pada kebutuhan dan keinginan setiap setiap pelangga secara efisien Proses customization.
2.3 Peluang dan Tantangan E-Commerce 
Perkembangan internet berdampak pada perubahan cara organisasi merancang, memproses, memproduksi, memasarkan, dan menyampaikan produk. Lingkup persaingan yang semakin luas juga menuntut integrasi dan koordinasi anatara departemen sistem informasi, pemasaran, layanan pelanggan, dan departemen-departemen lainnya dalam organisasi. Beraneka raga peluang pemanfaatan internet yang bisa diekploitasi meliputi: 
• Sumber baru untuk informasi pasar 
• Individualized marketing 
• Cara baru menjalin relasi online dengan pelanggan dan membangun citra merk
• Peluang baru bagi distribusi produk dan komunikasi pemasaran.
Proses penyampaian produk secara digital via internet diperkirakan akan semakin marak dalam berbagai sektor bisnis, terutama untuk program perangkat lunak, surat kabar, tiket pesawat, perbankan, asuransi, pendidikan, dan lain-lain. Sekalipun ada banyak sekali daya pikat e-business (terutama yang berbasis internet), masih ada sejumlah tantangan atau keterbatasan yang harus diatasi. Sebuah survey yang dilakukan oleh majalah internetweek pada tahun 1998 mengungkap sejumlah faktor non teknis yang menghambat perkembangan e-business.
2.4 Dampak e-Commerce terhadap pratik bisnis 
Dalam kategori pertama, e-commerce berdampak pada akselerasi pertumbuhan direct marketing yang secara tradisional berbasis mail order (katalog) dan telemarketing. Kemunculan e-commerce memberikan beberapa dampak positif bagi aktivitas pemasaran, diantaranya : Memudahkan promosi produk dan jasa secara interaktif dan real time melalui saluran komunikasi langsung via internet, Menciptakan saluran distribusi baru yang bisa menjangkau lebih banyak pelanggan di hampir semua belahan dunia, Memberikan penghematan signifikan dalam hal biaya pengirima informasi dan produk terdigitalisasi (contoh :perangkat lunak dan musik), Menekan waktu siklus dan tugas –tugas administratif (terutama untuk pemasaran internasional) mulai dari pemesanan hingga pengiriman produk, Layanan pelanggan yang lebih responsif dan memuaskan, karena pelanggan bisa mendapatkan informasi lebih rinci dan merespon cepat secara online, Memfasilitasi mass customization yang telah diterapkan pada sejumlah produk seperti kosmetik, mobil, rumah, komputer, kartu ucapan, dan berbagai macam produk lainnya, Memudahkan aplikasi one-to-one atau direct advertising yang lebih efektif dibandingkan mass advertising, Menghemat biaya dan waktu dalam menangani pemesanan, karena sistem pemesanan elektronik memungkinkan pemrosesan yang lebih cepat dan akurat,  Menghadirkan pasar maya/virtual (markespace) sebagai komplemen pasa tradisional (marketplace).
Dalam hal transformasi organisasi, e-commerce mengubah karakterisik pekerjaan, karir, dan kompensasi. E-commerce menuntut kompetensi, komitmen, kreativitas, dan fleksibilitas karyawan dalam beradaptasi dengan setiap perubahan lingkungan yang ramping, bercirikan pemberdayaan dan desentralisasi wewenang, beranggotakan knowledge based workers, mampu beradaptasi secara cepat dengan teknologi baru dan perubahan lingkungan (learning organisation), mampu dan berani bereksperimen dengan produk, jasa maupun proses baru, dan mampu mengelola perubahan secara strategik.  Sedangkan dalam hal redefinisi organisasi, e-commerce memunculkan model bisnis baru yang berbasis jasa online di markespace. Hal ini bisa berdampak pada redefinisi misi organisasi dan cara organisasi menjalankan bisnisnya. Perubahan ini anatar lain meliputi peralihan dari sistem produksi massal menjadi pemanufakturan just in time (JIT) yang lebih customized, integrasi berbagai sistem fungsional (seperti produksi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia). Hal ini difasilitasi dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) berbasis internet berupa perangkat lunak khusus seperti SAP R/3, microsoft enterprise, DCOM, dan lain-lain.
2.5 Manfaat E-businees bagi Organisasi, Konsumen, dan Masyarakat luas 
1. Bagi Organisasi 
Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga perusahaan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan menjalin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok. Menekan biaya menyusun, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan mengakses informasi berbasis kertas. Memungkinkan perusahaan mewujudkan bisnis yang sangat terspesialisasi. Menekan biaya persediaan dan overhead dengan cara memfasilitasi manajemen rantai nilai bertipe “pull” yang prosesnya berawal dari pesanan pelanggan dan menggunakan pemanufakturan just-in-time. Menekan waktu antara pembayaran dan penerimaan produk/jasa. Meningkatkan produktivitas karyawan melalui rekayasa ulang proses bisnis. Menekan biaya telekomunikasi.
2. Bagi Konsumen
Memungkinkan konsumen berbelanja atau melakukan transaksi lainnya setiap saat (24 jam. Memberikan pilihan produk dan pemasok yang lebih banyak kepada pelanggan. Memungkinkan konsumen dalam mendapatkan produk dan jasa yang lebih murah, karena konsumen bisa berbelanja di banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat. Produk yang terdigitalisasi, e-business memungkinkan pengiriman produk secara cepat dan real-time. Memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan pelanggan lainnya dalam electronik communities dan saling bertukar gagasan dan pengalaman. Memungkinkan pelanggan berpartisipasi dalam lelang virtual.
3. Bagi Masyarakat luas
Memungkinkan lebih banyak orang bekerja di rumah. Memungkinkan beberapa jenis barang dijual dengan harga murah.
2.6 Kelemahan Dan Kendala E-ecommerce
Menurut survey yang dilakukan oleh CommerceNet http://www.commerce.net/ para pembeli / pembelanja belum menaruh kepercayaan kepada e-commerce, mereka tidak dapat menemukan apa yang mereka cari di e-commerce, belum ada cara yang mudah dan sederhana untuk membayar. Di samping itu, surfing di e-commerce belum lancar betul. Pelanggan e-commerce masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik. Umumnya pembeli masih belum yakin bahwa akan menguntungkan dengan menyambung ke Internet, mencari situs shopping, menunggu download gambar, mencoba mengerti bagaimana cara memesan sesuatu, dan kemudian harus takut apakah nomor kartu kredit mereka di ambil oleh hacker. Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan ini, e-merchant harus melakukan banyak proses pemandaian pelanggan. Walaupun demikian Gail Grant, kepala lembaga penelitian di CommerceNet http://www.commerce.net/ meramalkan sebagian besar pembeli akan berhasil mengatasi penghalang tersebut setelah beberapa tahun mendatang. 
Grant mengatakan jika saja pada halaman Web dapat dibuat label yang memberikan informasi tentang produk dan harganya, akan sangat memudahkan untuk search engine menemukan sebuah produk secara online. Hal tersebut belum terjadi memang karena sebagian besar merchant ingin agar orang menemukan hanya produk mereka tapi bukan kompetitor-nya apalagi jika ternyata harga yang diberikan kompetitor lebih murah. Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang ada memang tidak sepelik di atas, akan tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para pengusaha belum punya model yang baik bagaimana cara mensetup situs e-commerce mereka, mereka mengalami kesulitan untuk melakukan sharing antara informasi yang diperoleh online dengan aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang barangkali menjadi kendala utama adalah ide untuk sharing informasi bisnis kepada pelanggan dan supplier – hal ini merupakan strategi utama dalam sistem e-commerce bisnis ke bisnis. Kunci utama untuk memecahkan masalah adalah merchant harus menghentikan pemikiran bahwa dengan cara menopangkan diri pada Java applets maka semua masalah akan solved, padahal kenyataannya adalah sebetulnya merchant harus me-restrukturisasi operasi mereka untuk mengambil keuntungan maksimal dari e-commerce. Grant mengatakan, “E-commerce is just like any automation – it amplifies problems with their operation they already had.” 

2.7 Hubungan Hukum Pelaku E-Commerce 
Dalam bidang hukum misalnya, hingga saat ini Indonesia belum memiliki perangkat hukum yang mengakomodasi perkembangan e-commerce. Padahal pranata hukum merupakan salah satu ornamen utama dalam bisnis. Dengan tiadanya regulasi khusus yang mengatur mengatur perjanjian virtual, maka secara otomatis perjanjian-perjanjian di internet tersebut akan diatur oleh hukum perjanjian non elektronik yang berlaku. Hukum perjanjian Indonesia menganut asas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338 KUHPerd. Asas ini memberi kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan hukum diantara mereka. 
Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, e-commerce menimbulkan perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Didalam hukum perikatan Indonesia dikenal apa yang disebut ketentuan hukum pelengkap. Ketentuan tersebut tersedia untuk dipergunakan oleh para pihak yang membuat perjanjian apabila ternyata perjanjian yang dibuat mengenai sesuatu hal ternyata kurang lengkap atau belum mengatur sesutu hal. Ketentuan hukum pelengkap itu terdiri dari ketentuan umum dan ketentuan khusus untuk jenis perjanjian tertentu. Jual-beli merupakan salah satu jenis perjanjian yang diatur dalam KUHPerd, sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakan model transaksi jual-beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi. Dengan demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual-beli yang diatur dalam Buku III KUHPerd berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e- commerce tersebut timbul sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut.
Akan tetapi permasalahannya tidaklah sesederhana itu. E-commerce merupakan model perjanjian jual- beli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual-beli konvensional akan kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce. Oleh karena itu perlu analisis apakah ketentuan hukum yang ada dalam KUHPerd dan KUHD sudah cukup relevan dan akomodatif dengan hakekat e-commerce atau perlu regulasi khusus yang mengatur tentang e-commerce.
Beberapa permasalahan hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas e-commerce, antara lain: 
1. Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet; 
2. Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum ; 
3. Obyek transaksi yang diperjualbelikan; 
4. Mekanisme peralihan hak; 
5. Hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti perbankan, internet service provider (ISP), dan lain-lain; 
6. Llegalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti
7. Mekanisme penyelesaian sengketa
8. Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa. 
Praktisi teknologi informasi (TI) Roy Suryo pernah menyebutkan sejumlah warnet (warung internet) di Yogyakarta menyediakan sejumlah nomor kartu kredit yang dapat dipergunakan para pelanggannya untuk berbelanja di toko maya tersebut. Sementara itu, Wakil Ketua Kompartemen Telematika Kadin, Romzy Alkateri, pernah mengungkapkan pengalamannya. Ia pernah ditagih beberapa kali atas suatu transaksi jasa hosting yang dilakukannya dengan sebuah penyedia web hosting di luar negeri. Padahal, ia mengaku sudah membayar jasa hosting tersebut dengan menggunakan kartu kredit. Lebih jauh lagi, ia pun beberapa kali meminta pihak issuer untuk tidak melakukan pembayaran tersebut karena merasa tidak melakukan transaksi jasa hosting lebih dari satu kali.  Dari berbagai kasus penipuan kartu kredit seperti di atas, tentunya selain pihak card holder, pihak merchant juga akan dirugikan. Apabila card holder menyangkal telah melakukan transaksi menggunakan charge card/credit card melalui internet, maka pihak issuer tidak akan melakukan pembayaran, baik kepada merchant ataupun pihak jasa payment services. Di Amerika, biasanya untuk sejumlah nilai transaksi tertentu, kerugian tersebut ditanggung secara bersama oleh merchant dan pihak jasa payment services.






BAB III
STUDI KASUS
Dalam kasus ini mengambil studi kasus perusahaan handphone yang ingin meluaskan pangsa pasarnya, dengan cara pembelian HP dilakukan dengan online atau lewat internet.
Dalam merancang sistem ini maka akan dilakukan metodologi yang telah diusulkan dalam sistem informasi web. 

Dalam metodologi ini terdapat beberapa tahapan:
1.      Planning
2.      Analisa
a.       Analisa Teknologi
b.      Analisa Informasi
c.       Analisa User
d.      Analisa Biaya dan Resiko
3.      Desain
a.       Desain Informasi
b.      Desain Grafik
c.       Database Application
d.      Model Development
e.       Database Design
4.      Implementasi
a.       Desain Review
b.      Pemilihan Sumber daya Hrdware dan Software
c.       Penulisan Program dan Instalasi
d.      Pengujian web dan Dokumen web
e.       Unpdate Informasi atau Update Teknologi (maintenance)
Sebelum perancangan sistem, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
• Informasi dari user dan partisipasinya dalam membangun sistem 
• Dukungan dari manajemen eksekutif
• Kebutuhan sistem terpenuhi dan jelas
• Perencanaan yang tepat
• Tujuan yang akan dicapai memang suatu hal yang realities
1.       Planning
Diasumsikan feasibility dalam perusahaan tersebut lengkap, seperti keabsahan dari perusahaan dari segi hukum, kemajuan
perusahaan tersebut dari segi ekonomi, struktur organisasi yang ada, visi dan misi perusahaan. Setelah hal tersebut dipenuhi maka masuk ke tahap selanjutnya yaitu sistem investigasi
Dalam sistem investigasi, dapat berupa wawancara, kuosiener atau observation. Dalam tahap ini hal yang pertama dilakukan adalah memberikan form ke user yang digunakan untuk mengetahui permintaan user. Diasumsikan user telah mengisi form tersebut, dan salah satu contohnya sebagai berikut:
• Data User
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgk_9ItMIvFNJqtbmZQnKNNeLLjB1UD_7s-pIznTXjAeIgU3c3hyphenhyphenDI2G6uzNIKEm8GShcMZT2TXCnPlQ7zRhGw9ALHzmqvp6vTNfiFqgo5xrTIg0yOYgNv4RXYKRLzALBDlOFCHq_a8JVC/s320/1.gif 
• Service yang digunakan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBBZ6_jPwY8bJmhirhpUR3fl0FXMRetMALkK78ib6QHE4S97CuUhcizkYiqv4UKSGJ5GZz09hOPm9LKgDLhRIUpenPK2_cQrPxoPeYMO3_WLS3aixf_5AQHIno-LVIq2-tHp5R6XX-5j8i/s320/2.gif 

Dari Form yang tertulis dapat dirangkum kembali, bahwa client :
• Menginginkan situs penjualan online
dengan Desain web site HTML kemudian adanya Desain grafis dapat berupa flash atau yang lainnya 
• Menggunakan Optimal search engine
• Tidak mengetahui teknologi dan database yang akan digunakan
• Waktu project 15 hari, untuk siap ditampilkan 
• Dana Rp .3.000.000 ( dapat dinegoisasi, dapat lebih tinggi atau lebih rendah )

Setelah Form ini diterima, maka akan dilakukan negosiasi untuk lebih detail seperti kesepakatan waktu, harga . dan bila dianggap sudah tetap dengan form yang diatas, maka akan masuk ketahap analisa

2.       Analisa
Dalam tahap analisa, menjadi beberapa tahap yaitu :
• Analisa Teknologi, dalam tahap ini menganalisa teknologi yang akan digunakan seperti :
•Karena menggunakan desain grafis maka memerlukan teknologi seperti Adobe Photoshop, Macromedia Flash, Dreamweaver.
•Memerlukan data penyimpanan secara informasi produk, Informasi Berita digunakan database seeprti Mysql, MSAccess.
•Dengan Biaya Rp.3.000.000 maka tidak dimungkinkan untuk membeli produk yang lisensi seperti dari Microsoft.
Solusi lain menggunakan produk Open Source sepertiPHP dan Mysql sebagai database.

2.1 Analisa Informasi 
Mengenai informasi data yang akan menjadi data tetap dan data dinamis, kategori informasi data tetap adalah : profile perusahaan, visi dan misi, sejarah perusahaan, latar belakang
perusahaan. Informasi dinamis adalah informasi yang selalu berubah dalam setiap periodik dapat setiap hari atau setiap jam. Informasi dinamis dalam sistem ini adalah
- Informasi persediaan ( stock ) produk
- Informasi Harga Produk dan diskon
- Informasi Artikel, tips dan trik
- Informasi dari masing keunggulan Produk atau produk yang sedang trend

2.2 Analisa User 
Dalam tahap ini mengidentifikasi kategori user yang akan melihat sistem yang akan dibuat. Hasil akhirnya adalah menambah user yang online dalam situs yang dibuat.untuk
semua kategori user. Dalam tahap analisa ini dikategorikan user:
- User yang tidak memahami teknologi web dapat
menjelajah isi web yang ada tanpa ada kesulitan
- User yang sudah paham dalam teknologi web akan selalu mengetahui 
informasi dalam web tersebut.
- Semua user akan mudah
melakukan pencarian dalam produk yang dicari

2.3 Analisa Biaya dan Resiko
Dalam tahap ini diperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan seperti biaya maintenance (membayar domain ke ISP) atau biaya kirim ke
user. Resiko yang terjadi adalah tidak sampainya produk ke user atau penipuan dari user. Untuk transaksi online, dengan biaya yang tidak telalu tinggi, tidak dituntut untuk transaksi seperti amazon.com, yang sudah kerjasama dengan lembaga perbankan seperti VISA, layanan jasa seperti kredit card. Untuk transaksi dapat melakukan telepon, via email atau fax dengan cara mengirimkan bukti pembayaran melalui ATM dari user, yang kemudian user akan mengirimkan bukti dengan fax dengan identitas dan alamat, selanjutnya produk dikirimkan ke user.
3.       Tahap Desain 
3.1 Desain informasi
Dalam tahap ini dimodelkan informasi link dari setiap halaman, jika dalam system tersebut terdapat database maka digunakan tahap model development dan Database desain. Dari permintan user digunakan optimal untuk pencarian dalam web, maka dilakukan penambahan META tags di setiap HTML
sebagai index yang digunakan dalam mesin pencari. 

3.2 Desain Grafik
Pada tahap ini merupakan desain yang akan digunakan dalam sistem informasi web. Desain yang akan dirancang pada akhirnya harus terlihat baik dan mudah dalam navigasi ( jelajah) kesesuaian warna teks dan latar belakang menjadi nilai tambah sendiri dalam desain. 

3.3 Model Development
Merupakan tahap untuk memodelkan seluruh proses yang ada, seperti proses penyimpanan data, update artikel, Menampilkan data dari database dan lain-lain
Contoh ilustrasi Model Development:
Proses Transaksi Barang ( Penjualan dan Pembelian )
Proses Update Data ( Persediaan Barang)
Proses Update Informasi Halaman WebSite 
(Produk terbaru, Harga Produk, Persediaan Produk)

3.4 Database Desain 
Merupakan tahap dalam memodelkan desain database atau desain table, hubungan antara table, atau pula normalisasi table.
Contoh :
Tabel 3. Ilustrasi Database Desain 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCnuDaZ9DHiF2o9SGszOC8mGfDmJgb0GKZerZCISY9cXl-T6GhwG1nzAJ-6lblaG6jIMluDkbGLPkJoS2I-NRohe43VnI0QjlVebEWIQ-QHYRgP2efrrHopFQz66i8nfQuX31Tj66C8XAk/s320/3.gif 
3.5 Tahap Implementasi
Tahap selanjutnya Implementasi, yang
terdiri dari beberapa tahap.
3.5.1 Penulisan Program dan Instalasi
Merupakan tahap penulisan program yang telah dianalisa dan didesain semua maka program yang digunakan adalah PHP dan database yang digunakan MySql. 

3.5.2 Desain Review
Setelah tahap penulisan dan instalasi selesai maka pengujian desain review, dalam tahap ini tidak hanya menguji desain yang digunakan namun menguji semua sistem yang telah diterapkan seperti tidak adanya lokasi link, image yang salah, pengujian sistem seperti
penyimpanan data, update artikel dan lain –lain

3.5.3 Pemilihan Sumber Daya Hardware dan Software
Dalam tahap ini seperti Software dan Hardware yang digunakan untuk Web server ataupun pemilihan ISP untuk domain dan penyimpanan data jika menggunakan layanan jasa Internet Service Provider

3.5.4 Pengujian Web dan Dokumen Web
Dalam tahap ini mengujikan Web dengan berbagai teknologi browser yang ada, serta pemeriksaan dokumen Web. Dalam pemeriksaan dokumen Web terdapat beberapa hal yang diperhatikan yaitu:
• Akurasi atau ketepatan dari dokumen. Seperti contact person yang dapat dihubungi dari penulis dokumen danemail yang dapat dihubungi dan menghindari kerancuan antara Web master dengan contact person dalam penulis dokumen. 
• Authority Web. Dokumen yang telah diterbitkan dalam halaman Web, mencatumkan pula link dari situs lain, jika dokumen tersebut telah ditampilkan di situs lain
• Objective Information. Mengenai keakuratan dokumen seperti batas waktu informasi dalam dokumen. Misalkan informasi lowongan kerja jika sudah dalam batas waktu yang ditetapkan, maka informasi tersebut haruslah dihapus.
• Currency, jika informasi tersebut ditampilkan setiap hari maka terdapat keterangan perubahan dan update link, mengenai tanggal dan
informasi.

3.5.5 Update Informasi atau Update Teknologi

( Maintenance ) 
Merupakan tahap untuk update informasi seperti informasi harga barang, produk terbaru, tips dan trik artikel seperti artikel perawatan HP, Informasi HP terbaru kelebihan dan kekurangan dari masing -  masing HP.
4.Kesimpulan
1. Metodologi yang diusulkan dalam pengembangan sistem Web berasal dari banyak literatur tentang tips dan trik dalam merancang Web site, dan artikel mengenai sukses dan gagalnya dalam merancang Web site.
2. Dengan metodologi ini diharapkan akan mengambil user –user baru dan akan selalu melihat Web site, dengan selalu mengupdate informasi dan tampilan desain dibuat baik dan cepat dalam menjalankan Web site.
3. Pengembangan metodologi ini menganalisa sistem informasi Web secara umum, domain dengan kasus tertentu dapat disesuaikan dibagian analisa, seperti e-commerce, e-learning atau yang lainnya dan untuk analisa dengan domain tersebut memerlukan studi literatur tersendiri.

BAB IV
PENUTUP
Pengembangan aplikasi e-commerce bagi sebuah perusahaan / lembaga merupakan proses yang cukup kompleks. Melibatkan beberapa organisasi / situs dalam penanganan sekuriti dan otorisasi. Perangkat lunak aplikasi e-commerce dalam dunia bisnis dapat mendukung pemotongan rantai distribusi sehingga konsumen dapat memperoleh suatu produk dengan harga yang lebih murah. Jenis antarmuka web dipilih dengan pertimbangan fleksibilitas implementasi perangkat lunak mi yang dapat dilakukan di jaringan intranet maupun internet, kemudahan untuk deployment, serta kemampuan cross platform.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar